Brand Sepatu Pendatang Baru Mulai Unjuk Gigi, Apakah Nike dan Adidas Bisa Bertahan?

Selama puluhan tahun, dunia sneakers seolah hanya milik dua raksasa: Nike dan Adidas. Namun, jika Anda berjalan-jalan di kawasan perkantoran Sudirman atau mall-mall besar belakangan ini, pemandangannya mulai berubah.

Logo "Swoosh" milik Nike dan "Three Stripes" milik Adidas kini harus berbagi ruang dengan brand-brand yang dulu mungkin terdengar asing. Nama-nama seperti Hoka, On Running, Salomon, Asics, hingga kebangkitan brand sepatu lokal mulai mendominasi kaki para pecinta fashion dan olahraga.

Pertanyaannya: Apakah dominasi Nike dan Adidas terancam? Dan bagaimana brand pendatang baru ini bisa mencuri perhatian?

Mengapa Brand Pendatang Baru Mulai "Unjuk Gigi"?

Ada beberapa alasan mengapa peta persaingan sepatu dunia (dan Indonesia) mulai bergeser:

1. Tren "Gorpcore" dan Fungsionalitas

Saat ini, orang tidak hanya mencari sepatu yang keren, tapi juga fungsional. Brand seperti Salomon dan Hoka awalnya didesain untuk lari lintas alam (trail run). Namun, karena kenyamanannya yang luar biasa dan estetikanya yang unik, sepatu ini justru menjadi tren lifestyle atau yang dikenal dengan gaya Gorpcore.

2. Inovasi Teknologi

Brand On Running dari Swiss, misalnya, membawa teknologi CloudTec yang terlihat sangat berbeda dari sol sepatu biasa. Konsumen yang mulai bosan dengan model yang "itu-itu saja" dari brand besar cenderung beralih ke brand baru yang menawarkan sensasi lari dan jalan yang berbeda.

3. Kebangkitan Kebanggaan Lokal

Di Indonesia, kita melihat gebrakan luar biasa dari brand lokal seperti 910, Compass, Patrobas, hingga Nappa Milano. Kualitas yang semakin baik dengan harga yang jauh lebih terjangkau membuat brand lokal menjadi pesaing serius bagi brand internasional di pasar domestik.

Apakah Nike dan Adidas Akan Tumbang?

Meski mendapatkan tantangan berat, Nike dan Adidas memiliki satu hal yang sulit dikalahkan: Warisan (Heritage) dan Budaya.

• Nike masih memegang takhta melalui lini Jordan Brand dan kolaborasi eksklusif yang selalu dinanti.

• Adidas tetap kuat dengan lini klasik seperti Samba, Gazelle, dan Handball Spezial yang kembali viral di media sosial.

Nike dan Adidas mungkin tidak "tumbang", namun mereka dipaksa untuk terus berinovasi lebih cepat karena konsumen kini memiliki jauh lebih banyak pilihan berkualitas.

Sepatu Baru, Teknologi Baru, Perawatan Harus Baru!

Munculnya brand-brand pendatang baru ini juga membawa tantangan baru dalam hal perawatan. Sepatu seperti Hoka dengan sol chunky-nya yang lebar, atau On Running dengan lubang-lubang solnya, sangat mudah memerangkap kotoran dan kerikil.

Begitu juga dengan brand lokal yang sering menggunakan material kanvas atau kulit suede yang sensitif. Jika dicuci sembarangan, teknologi bantalan (cushioning) bisa rusak, atau warna materialnya bisa pudar.

Di sinilah SiBersih Shoes Care hadir sebagai solusi. Sebagai jasa cuci sepatu profesional di Jakarta, kami selalu memperbarui teknik pencucian kami mengikuti perkembangan tren sepatu:

• Deep Cleaning untuk Sol Rumit: Kami memastikan sela-sela sol sepatu tech-heavy Anda bersih dari kotoran tanpa merusak bahan.

• Perawatan Material Khusus: Baik itu serat engineered mesh pada sepatu lari premium atau kulit asli pada brand lokal, kami menggunakan cairan pembersih yang aman.

• Special Treatment: Menjaga sepatu kesayangan Anda tetap awet, apa pun brand-nya.

Kesimpulan

Persaingan antara brand besar dan pendatang baru adalah berita bagus bagi konsumen. Kita mendapatkan lebih banyak pilihan desain dan teknologi. Namun, apa pun brand yang Anda pilih—apakah itu Nike yang legendaris atau Hoka yang sedang naik daun—kuncinya tetap satu: perawatan rutin.

Sepatu adalah investasi gaya dan kenyamanan Anda. Jangan biarkan kotoran merusak nilai investasi tersebut.

Apapun brand sepatu Anda, serahkan urusan kebersihannya kepada ahlinya! Kunjungi www.sibersih.id atau datang langsung ke workshop SiBersih Shoes Care di Jakarta untuk mendapatkan perawatan terbaik.